Kamis, 28 Maret 2013

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Bandung


Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (MPRJB) terletak di kawasan terbuka sisi Utara Gedung Sate, bergaris bentang lurus antara Gedung Sate, Lapangan Gasibu dengan "MPRJB" sehingga membentuk sebuah sumbu garis lurus dengan komplek kantor walikota (Gedung Sate) dan DPRD tersebut. Kalau pandangan diteruskan lagi ke Utara, bertemulah kita dengan Gunung Tangkuban Perahu.

Latar belakang berdirikannya Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (M PRJB) ialah sebagai pengabdian nilai-nilai kebudayaan dan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai perjuangan rakyat Jawa Barat kepada generasi yang akan datang. "MPRJB" dirancang
oleh arsitek Bandung Slamet Wirasonjaya dan perupa Sunaryo, pembangunannya dimulai pada tahun 1991 secara bertahap dan selesai tahun 1995. Luas lahannya ± 72.040 m2 dengan luas bangunan 2.143 m2.

MPRJB terdiri dari :
  • Monumen yang mengambil bentuk bambu terpancung (bambu runcing) sebagai lambang perjuangan
  • fisik rakyat melawan penjajah. Filosofi bambu yang tumbuh sebagai rumpun-rumpun yang berserakan juga menggambarkan pluralitas budaya Sunda (Banten, Bandung, Kuningan, Sumedang, Garut, dll.).
  • Diorama pahatan di dinding yang menggambarkan perjalanan sejarah Jawa Barat mulai dari masa kerajaan melawan penjajah sampai masa sekerang.
  • Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat berisi diorama-diorama yang bercerita tentang perjuangan rakyat Jawa Barat di berbagai daerah. (Museum yang tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat dan hingga sekarang museum tersebut belum dibuka untuk umum)
  • Lapangan/Plaza untuk berbagai acara seni budaya maupun konser musik.
  • Di dinding belakang monument bambu runcing terdapat 2 plakat yang berisi puisi dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia karya Saini K. M.
Isi puisinya bahasa Indonesianya:
  • Bumi yang diberkati,langit yang dirahmati adalah milikmu: Warisan dari para leluhur yang mengolahnya dengan kerja, dengan doa. Negeri yang dijanjikan angin di daun bambu, tempat senyum merekah alami dan gelak tawa bagai derai air jernih di antara batu-batu adalah pusaka: Dibatasi padang si Awat-awat, dijaga Gunung Salak, dilindungi Tangkuban Prahu.(Saini K.M.)
  • Orang muda, kini giliranmu telah tiba untuk menerima anugrah sejarah. Rapatkan barisan, langkah tegap ke depan; dengan karunianya sepanjang jalur jejakmu. Impian demi impian akan terwujud. Julang panji, kibarkan bagi segala taufan karena di bahumu akan diletakkan fajar bagi cakrawala baru, bagi zaman yang besar

1 komentar: