Jumat, 29 Maret 2013

TAHAP-TAHAP PEMBANGUNAN PERTANIAN

Ada 3 fase perkembangan pembangunan pertanian. Fase pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Fase kedua dalah fase penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi di mana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Fase ketiga adalah fase yang menggambarkan pertanian yang modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada fase ini produk pertanian seluruhnya ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersial. 

Modernisasi pertanian dari fase tradisional ( subsisten ) menuju pertanian modern membutuhkan banyak upaya lain selain pengaturan kembali struktur ekonomi pertanian atau penerapan teknologi pertanian yang baru. Kita telah mengetahui bahwa dalam hampir bagi semua masyarakat tradisional, pertanian bukanlah hanya sekedar kegiatan ekonomi saja, tetapi sudah merupakan bagian dari cara hidup mereka. Setiap pemerintah yang berusaha mentransformasi pertanian tradisional haruslah menyadari bahwa pemahaman akan perubahan-perubahan yang mempengaruhi seluruh struktur sosial, politik dan kelembagaan masyarakat pedesaan adalah sangat penting. Tanpa adanya perubahan-perubahan seperti itu, pembangunan pertanian tidak akan pernah bisa berhasil seperti yang diharapkan. 

Tahap-tahap pembangunan pertanian adalah : 

1) Pertanian Tradisional ( Subsisten ). 

Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produkivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Penggunaan modal sangat sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan factor produksi yang dominan. 

Dalam keadaan yang demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali bukanlah meningkatkan penghasilan tetapi berusaha untuk bisa mempertahankan kehidupan keluarganya. 

2) Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern. 

Mungkin merupakan suatu tindakan yang kurang realistis jika mentransformasikan secara cepat suatu system pertanian yang tradisional ke dalam system pertanian yang modern (komersial). Upaya untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional sering mengalami kegagalan dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat kehidupannya. 

Oleh karena itu, penganekaragaman merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsiten) ke pertanian modern (komersial). Pada fase ini tanaman pokok tidak mendominasi produk pertanian lagi. Diversifikasi produk pertanian juga bisa memperkecil dampak kegagalan panen tanaman pokok dan memberikan jaminan kepastian pendapatan yang sebelumnya tidak pernah ada. 

Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha untuk menstraformasikan pertanian tradisional tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kemapuan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapijugatergantung pada kondisi-kondisi social, komersial dan kelembagaan. 

3) Pertanian modern 

Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Pertanian spesialisasi ini berkembang sebagai respon terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. 

Dalam pertanian modern ( spesialisasi ), pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi merupakan tujuan pokok. Keuntungan ( profit ) komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia ( irigasi, pupuk, pestisida, bibit unggul dan lain-lain ) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan pertanian. Dengan kata lain, produksi diarahkan untuk keperluan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar