Baru Klinting, Telaga Ngebel Ponorogo
.jpg)
Masyarakat Ngebel sendiri memiliki dongeng tentang asal muasal Telaga yang menjadi icon Ponorogo. Jaman dahulu, ada sepasang suami istri yang tinggal di kampung yang melahirkan anak seekor ular naga. Naga itu diberi nama Baru Klinting. Melihat keanehan wujud Baru Klinting ini, mereka tak berani tinggal di kampung tersebut karena takut menjadi bahan gunjingan tetangga. Suatu hal yang tak masuk akal adalah mengapa “sepasang manusia memiliki anak seekorular naga?” Namun, itulah adanya. Mereka pun mengungsi ke puncak gunung untuk mengasingkan diri dan memohon pada Sang Hyang Widhi agar mengembalikan rupa putra mereka ke wujud manusia. Doa itu pun didengar. Syarat yang harus dilakukan oleh Baru Klinting adalah melakukan pertapaan selama 300 tahun dengan cara melingkarkan tubuhnya di gunung Semeru. Sayang, panjang tubuhnya kurang sejengkal untuk bisa melingkari seluruh gunung. Maka, untuk menutupi kekurangan itu, ia menyambungkan/ menjulurkan lidahnya hingga menyentuh ujung ekornya. Rupanya, syarat untuk menjadi manusia tak hanya itu. Sang Hyang Widhi meminta sang Ayah agar memotong lidah Baru Klinting yang sedang bertapa tersebut. Baru Klinting yang bersemedi tak menolak toh demi kebaikannya agar menjadi manusia.
Saat waktu bertapa hampir selesai, ada kepala kampung yang akan menikahkan anaknya. Kepala kampung ini sibuk mempersiapakan segala sesuatunya, terlebih lagi soal hidangan. Konon, mereka akan menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah dan sangat besar. Untuk menutupi kekurangan bahan makanan, secara sukarela warga membantu berburu di hutan. Ada yang mencari buah-buahan, ranting/ kayu bakar hingga hewan buruan seperti rusa, kelinci, maupun ayam hutan. Tanpa sengaja, ada sekelompok warga yang mengayunkan parangnya pada pokok pohon tumbang. Namun, alangkah kagetnya mereka ternyata parang itu malah berlumuran darah. Dari pokok pohon tumbang itu mengucur darah segar. Bahkan, mereka baru sadar kalau yang mereka tebas tadi bukan pohon tumbang tetapi ular raksasa/ ular naga. Melihat hal ini, warga pun beramai-ramai mengambil dagingnya untuk dimasak dalam pesta pernikahan tersebut.
.jpg)
Lalu, Baru Klinting pun kembali ke tempat pesta. “Wahai warga semua, lihatlah di tanganku. Aku memiliki sekerat daging. Jika kau mampu memenangkan sayembara yang kuadakan, maka ambillah daging ini. Namun, jika kalian tak mampu, maka berikanlah semua daging yang kalian masak padaku” ucap Baru Klinting. Lalu, Baru Klinting pun menancapkan sebatang lidi ke tanah. “Barang siapa yang mampu mencabutnya, maka kalian memenangkan sayembara ini”. Warga pun mencoba satu per satu. Semuanya tak mampu mencabut sebatang lidi tersebut. Sayangnya, warga tetap tak mau mengembalikan daging yang telah mereka masak. “Lihatlah ketamakan kalian wahai manusia. Lihatlah ketidak pedulian kalian pada sesama, pada manusia yang cacat sepertiku. Bahkan kalian tidak mau mengembalikan hakku. Ketahuilah, daging yang kalian masak itu adalah dagingku saat aku menjadi ular naga. Maka, kalian berhak mendapatkan balasan setimpal. Baru Klinting pun segera mencabut lidi tersebut. Keanehan pun terjadi. Dari lidi itu mengucur air, terus menerus hingga menenggelamkan kampung tersebut. Bahkan sejak itu pula, Baru Klinting berubah lagi menjadi ular dengan melingkarkan tubuhnya di dasar telaga yang bentuknya menyempit di bagian bawah itu. Saat ini, telaga itu masuk daerah Ngebel sehingga terkenal dengan telaga Ngebel.
Saya sedang dalam kesulitan ketika bisnis saya mengalami kesulitan keuangan, sampai saya menemukan situs web perusahaan pinjaman Tn. Pedro. Saya menghubungi mereka melalui email pedroloanss@gmail.com dan WhatsApp +393510140339. Mereka menawarkan pinjaman sebesar £86.000 dengan pengembalian tahunan 2% untuk membantu bisnis saya berkembang. Prosesnya transparan dan cepat, saya sangat merekomendasikan mereka sebagai penyedia pinjaman yang andal. Terima kasih.
BalasHapus